cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Arena Tekstil
ISSN : 05184010     EISSN : 25487264     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal ini memuat artikel dalam bidang tekstil yang meliputi teknik, kimia, material, desain serta konservasi energi dan lingkungan. Jurnal ini mempublikasikan artikel hasil penelitian orisinal yang menyampaikan informasi baru pada bidang tekstil, hasil penelitian teknis yang menggambarkan suatu pengembangan, kemajuan teknis, dan inovasi dalam manufaktur dan processing, teknik laboran dengan data eksperimental yang cukup yang mengilustrasikan kegunaan suatu metoda atau peralatan tertentu, atau artikel tinjauan ilmiah (review) yang mengupas secara kritis suatu topik pada bidang tekstil yang cukup penting. Topik bahasan tidak bersifat umum, tetapi berupa suatu aspek yang dibahas secara mendalam.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 37, No 1 (2022)" : 7 Documents clear
STUDI PRETREATMENT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN KARAKTERISASI PEMANFATAANNYA MENJADI KAIN TENUN DAN NIRTENUN TEKSTIL Ahmad Thoriq; Muhamad Mas’ud; Sita Halimatus Sa’diyah; Bonie Pamungkas
Arena Tekstil Vol 37, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i1.7178

Abstract

Tandan Kosong Kelapa Sawit saat ini dibuang secara langsung ke kebun sawit atau diolah lebih lanjut menjadi kompos. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang berada di kebun membutuhkan waktu penguraian yang lama, sedangkan jika diolah labih lanjut menjadi kompos diperlukan biaya yang tinggi. Alternatif lain pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit adalah mengolahnya menjadi kain. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi proses pretreatment serat TKKS paling baik dan membandingkan karakteristik kain tenun dan nirtenun dari serat TKKS setelah proses pretreatment. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dan Duncan Multiple Range Test untuk mengetahui tingkat kecerahan serat tandan kosong kelapa sawit setelah diberi perlakuan delignifikasidan bleaching menggunakan NaOH dan KOH pada konsentrasi 0,5; 1; dan 1,5%, serta H2O2 pada konsentrasi 4, 8, dan 12% . Hasil analisis Duncan Multiple Range Test menunjukkan bahwa perlakuan terbaik delignifikasi dan bleaching adalah A3, yaitu pretreatment dengan 1,5% NaOH selama 3 jam dan 12% H2O2  selama 1,5 jam pada suhu 85– 95°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tarik kain tenun serat TKKS adalah 18,73 ± 2,06 kgf dan mulur 83,87 ± 5,52%, sedangkan kuat tarik kain nirtenun berkisar antara 1,21 - 4,59 kgf dan mulur berkisar antara 5,12 - 13,20%. 
APLIKASI EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) SEBAGAI ZAT ANTIBAKTERI PADA KAIN KAPAS DENGAN VARIASI METODE Leli Nur Rina Hidayat; Sandra Amalia Riyadi; Srie Gustiani; Anisa Dwicahya
Arena Tekstil Vol 37, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i1.7730

Abstract

Salah satu bahan sandang yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah kain kapas, yang terkenal dengan kenyamanannya. Sayangnya, kain kapas sangat rentan terhadap kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan masalah pada kulit. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk menambahkan zat antibakteri pada kain kapas. Pada penelitian ini, zat antibakteri yang diaplikasikan pada kain kapas adalah ekstrak jintan hitam. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan konsentrasi optimum ekstrak jintan hitam dengan variasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% untuk diaplikasikan pada kain kapas menggunakan cara rendam peras-pemanasawetan (pad-dry-cure). Setelah  diperoleh konsentrasi optimum, ekstrak diaplikasikan pada kain kapas dengan beberapa variasi metode, yaitu (1) tanpa plasma lucutan korona dan asam sitrat, (2) dengan plasma lucutan korona saja, (3)  dengan asam sitrat saja, dan (4) dengan plasma lucutan korona dan asam sitrat. Pengujian kemampuan antibakteri ekstrak jintan hitam dilakukan menggunakan metode AATCC TM100-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jintan hitam memiliki kemampuan sebagai zat antibakteri pada kain kapas. Kain kapas dengan ekstrak 30%, 40%, dan 50% menghasilkan persentase reduksi tertinggi, yakni berturut-turut 96,6%; 97,0%; dan 97,0% terhadap S. aureus dan 79,4%; 79,5%; dan 79,5% terhadap E. coli. Metode yang menghasilkan persentase reduksi tertinggi adalah penggabungan teknologi plasma lucutan korona dan asam sitrat, yang menghasilkan peningkatan persentase reduksi menjadi 99,9% terhadap S. aureus dan E. coli pada konsentrasi ekstrak 30%. Metode ini juga menghasilkan durabilitas (daya tahan) tertinggi terhadap pencucian rumah tangga. Setelah 9 kali pencucian rumah tangga, persentase reduksi hanya menurun dari 99,9±0,14% menjadi 77,7±0,3% terhadap S. aureus dan 99,9±0,12% turun menjadi 75,1±0,4% terhadap E. coli.
KARAKTERISASI SERAT AMPAS TEBU (BAGASSE) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERBARUKAN Mella Novia; A. Ibrahim Makki; Naufal Arafah
Arena Tekstil Vol 37, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i1.7308

Abstract

Prioritas Riset Nasional (PRN) memprioritaskan riset yang berfokus terhadap rekayasa keteknikan dengan salah satu poinnya pengembangan teknologi serat, tekstil, dan produk tekstil, yaitu produk serat, tekstil yang bernilai tambah dan ramah lingkungan. Dewasa ini ampas dari sisa pengolahan tebu seringkali kurang dimanfaatkan maksimal terutama dalam bidang TPT. Studi ini akan membahas perbandingan sifat mekanik dan komposisi kimia serat ampas tebu (bagasse) sebelum diekstraksi dengan serat lignoselulosa lain yang bersumber dari batang tanaman, seperti jute dan flax, serta penggunaan serat ampas tebu (bagasse) sebagai alternatif bahan baku TPT terbarukan. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik, komposisi kimia, dan morfologi serat ampas tebu meliputi uji kehalusan serat, panjang berkas serat batang, kekuatan tarik dan mulur, kelembaban serat, morfologi serat, dan Fourier Transform Infrared (FTIR). Hasil pengujian sifat mekanik serat ampas tebu untuk pengujian kehalusan serat didapatkan nilai kehalusan serat sebesar 65,78 tex, panjang berkas serat sebesar 95,25 mm, pengujian kekuatan tarik dan mulur dengan menggunakan Instron diperoleh hasil kekuatan tarik sebesar 2 g/denier, mulur serat sebesar 9,47%, moisture content sebesar 0,331%, dan moisture regain sebesar 0,333%. Komposisi kimia berdasarkan hasil uji FTIR pada serat ampas tebu yaitu gugus O-H, C-H, C=C, dan =C-O-C. Nilai kehalusan serat ampas tebu (bagasse) tidak memenuhi syarat serat untuk dapat dipintal menggunakan ring spinning, sehingga jika serat melewati proses pemintalan akan menghasilkan kain yang kurang nyaman. Oleh karena itu, serat ampas tebu tidak disarankan untuk dijadikan bahan baku alternatif pemintalan dari serat alam atau tekstil sandang, tetapi lebih cocok untuk penggunaan tekstil non sandang, seperti peredam suara atau serat penguat material komposit.
Preface Arena Tekstil Vol 37 No 1 2022 Author BBT
Arena Tekstil Vol 37, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i1.7764

Abstract

PENCANGKOKAN N-ISOPROPILAKRILAMIDA PADA NIRTENUN LYOCELL DENGAN BANTUAN IRADIASI PLASMA LUCUTAN KORONA BERTEKANAN ATMOSFIR Jakariya Nugraha; Mohamad Widodo; Hardianto Hardianto
Arena Tekstil Vol 37, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i1.7693

Abstract

Suatu material tekstil dapat dimodifikasi menjadi tekstil cerdas terhadap perubahan suhu melalui pencangkokan polimer termoresponsif seperti N-isopropilakrilamida (NIPAM). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses polimerisasi cangkok NIPAM pada nirtenun lyocell dengan bantuan iradiasi plasma. Dalam kegiatan penelitian ini, telah dilakukan upaya untuk mempolimerisasikan NIPAM menjadi p(n-isopropilakrilamida) atau PNIPAM sekaligus mencangkokkannya pada nirtenun lyocell dengan bantuan iradiasi plasma dari mesin plasma jenis lucutan korona bertekanan atmosfir. Metode penelitian meliputi iradiasi plasma pada permukaan nirtenun lyocell untuk menciptakan radikal bebas permukaan, perendaman NIPAM, pencucian, dan pengeringan nirtenun lyocell hasil proses. Pengujian nilai persentase kadar pencangkokan dan analisis morfologi serat dari nirtenun hasil proses dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pencangkokan. Selain itu, keberhasilan polimerisasi NIPAM pada permukaan nirtenun lyocell juga dikonfirmasi melalui analisis gugus fungsi menggunakan spektrometer ATR-FTIR. Dari penelitian yang dilakukan, waktu perendaman dan metode pencucian berpengaruh terhadap kadar pencangkokan dari sampel yang dihasilkan. Diketahui bahwa nilai kadar pencangkokan paling tinggi sebesar 26,11%, yakni pada sampel nirtenun lyocell dengan perendaman NIPAM selama 24 jam tanpa pencucian. Citra SEM juga menunjukkan adanya NIPAM yang terdeposisi pada permukaan nirtenun lyocell. Sementara itu, hasil analisis gugus fungsi pada permukaan nirtenun lyocell hasil penelitian menunjukkan adanya gugus khas dari NIPAM, tetapi tidak dengan gugus khas dari PNIPAM. Hasil studi mengindikasikan bahwa proses pencangkokan telah berhasil, namun polimerisasi belum berhasil dilakukan.
ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN KEKUATAN TEKAN BALOK LAMINASI BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper) DAN SERAT KELAPA SEBAGAI KOMPONEN KONSTRUKSI KAPAL Parlindungan Manik; S Samuel; Muhammad Ariq Fikri Kamil; Tuswan Tuswan
Arena Tekstil Vol 37, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i1.7701

Abstract

Balok laminasi terbentuk dari dua material atau lebih yang mempunyai sifat berbeda. Laminasi bambu merupakan salah satu solusi untuk mengembangkan suatu material agar memiliki struktur yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arah laminasi bambu terhadap kekuatan lentur dan kekuatan tekan pada balok laminasi bambu. Metode yang dilakukan merupakan pengujian eksperimental dengan menguji kekuatan lentur dan tekan. Pengujian balok mengacu pada SNI 03-3958-1995 dan SNI 03- 3959-1995. Balok laminasi yang akan diuji memiliki nilai kadar air dibawah 13% sesuai dengan ketentuan pengujian dan memiliki berat jenis antara 0,58-0,69 g/cm3. Balok laminasi dengan variasi arah 0˚/90˚ mempunyai kekuatan lentur sebesar 74,44 MPa dan mempunyai kekuatan tekan 55,36 MPa. Laminasi dengan variasi arah bersilangan +45˚/-45˚ memiliki nilai kekuatan lentur sebesar 55,34 MPa dan kekuatan tekan 65,57 MPa. Variasi susunan arah bersilangan 0˚/90˚ memiliki kekuatan lentur yang lebih baik dibandingkan dengan variasi arah bambu bersilangan +45˚/-45˚, sedangkan untuk pengujian tekan, variasi susunan arah bersilangan +45˚/-45˚ memiliki hasil pengujian yang lebih besar. Hasil pengujian tekan dan lentur untuk kedua variasi tergolong dalam kelas kuat Badan Klasifikasi Indonesia (BKI) yang berbeda, variasi arah bambu bersilangan 0˚/90˚ tergolong dalam kelas kuat II untuk pengujian lentur dan kelas kuat II untuk pengujian tekan, sedangkan untuk variasi arah bambu bersilangan +45°/-45° tergolong dalam kelas kuat III untuk pengujian lentur dan kelas kuat I untuk pengujian tekan. 
A PRELIMINARY STUDY ON THE APPLICATION OF EUCALYPTUS OIL FOR ANTIBACTERIAL PROPERTIES ON COTTON/POLYESTER FABRICS Febrianti Nurul Hidayah
Arena Tekstil Vol 37, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v37i1.7706

Abstract

Essential oils as the antibacterial substance in textiles are commonly demanded since they are easily found and have additional properties as relaxation therapy. This study aims to receive an antibacterial cloth using eucalyptus oil as a finishing substance gained from the leaves of Melaleuca leucadendra L. from a local industry (Perhutani Gundih, Central Java). The four types of cotton/polyester fabrics were prepared for finishing treatment with the bathing direct application method. They were 100% cotton, 100% polyester, 80%/20% polyester/cotton, and 65%/35% polyester/cotton. FTIR findings proved the existence of the eucalyptus main compound (α-pinene) in those four fabrics. Moreover, the antibacterial tests using S. aureus cultivation showed that only 100% polyester-treated fabric did not obtain antibacterial properties because the diameter of bacterial inhibition was zero millimeters. The other three fabrics potentially have antibacterial properties even if they did not gain a high diameter inhibitor zone.

Page 1 of 1 | Total Record : 7